Polaroid

KARYA & BUDAYA

HOM DAFTAR ISI PROFIL
posted by jalelae

      

                                                
NIM    : 133211006

                                                      

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai banyak keanekaragaman budaya. Keanekaragaman budaya di Indonesia ini yang menimbulkan banyaknya tradisi di berbagai daerah. Terutama daerah Jawa yang sangat kental dengan tradisi atau budaya jawanya. Dan tradisi merupakan kebiasaan atau adat yang turun menurun dari nenek moyang yang dari dulu sampai sekarang masih dilakukan oleh masyarakat. Setiap daerah atau wilayah pastinya mempunyai tradisi tertentu yang biasanya setiap daerah satu dengan yang lainnya itu berbeda seperti di Jepara.
Jepara merupakan salah satu daerah yang terdapat di Jawa Tengah. Di Jepara mayoritas masyarakatnya masih melestarikan budaya-budaya warisan nenek moyang seperti tradisi Buka Luwur. Tradisi tersebut dilakukan setiap tanggal 10 Muharram. Pada karya tulis ilmiah ini, penulis akan membahas lebih dalam lagi mengenai apa makna dari Buka Luwur tersebut. 

B.  Tujuan Penelitian

      Untuk mengetahui makna dari tradisi Buka Luwur dan pepundhen Kanjeng Ibu Mas Semangkin.
      Untuk mengetahui latar belakang adanya tradisi Buka Luwur dan pepundhen Kanjeng Ibu Mas Semangkin.
      Untuk mengetahui proses atau tata cara pelaksanaan dari tradisi Buka Luwur dan pepundhen Kanjeng Ibu Mas Semangkin.



BAB II
LANDASAN TEORI

Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Islam. Muharram merupakan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah menuju ke Madinah yang masuk dalam tinta sejarah Islam yang sampai sekarag diperingati sebagai tahun baru Islam. Sebagai umat Islam dalam menyambut tahun baru Islam, kita harus merefleksikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam perjalanan hijrah nabi Muhammad secara kontekstual, yakni hijrah dari nilai-nilai buruk hingga menuju nilai-nilai yang lebih baik. Muharram merupakan bulan yang sangat berpengaruh pada sejarah kehidupan umat Islam. Suatu bulan yang menjadi pembuka tahun dalam kalender Islam, Hijriyah. Suatu bulan yang penuh barokah dan rahmah, karena bermula dari bulan inilah menurut dunia Islamberlakunya segala kejadian alam ini. Bulan Muharram juga termasuk salah satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah dalam al Qur’an. Masyarakat Jawa mengenai bulan Muharram ini dengan sebutan sasi suro bahkan mengadakan berbagai kegiatan ritual. Budaya dan kepercayaan dengan sebutan malam 1 suro telah mengakar dalam masyarakat. Dalam masyarakat Jawa beranggapan kalau bulam Muharram tidak boleh mengadakan hajatan karena bisa mendatangkan sial.
Pada tanggal 10 Muharram terdapat peristiwa bersejarah yang cukup banyak terjadi, maka tanggal tersebut dianggap sebagai tanggal yang penting. Hingga ditetapkan sebagai awal tahun dalam kelender hijriah, di samping bertendensi pada kematangan Nabi Muhammad SAW untuk bersiap-siap hijrah pada bulan itu.


BAB III
KONDISI LAPANGAN


Dalam penelitian penulis mengambil judul “Kanjeng  Ibu MAS SEMANGKIN dan  Tradisi Buka Luwur “. Penelitian tersebut dilakukan di Desa Mayong Lor RT 02 RW 07 Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara pada tanggal 08 Desember 2105. Masyarakat di desa tersebut masih dibilang tradisional, karena masyarakat masih membudayakan tradisi-tradisi peninggalan leluhur seperti selametan, mitoni, sedekah bumi, mapati, termasuk juga buka luwur. Tetapi tidak semua daerah ada tradisi Buka Luwur. Dan di desa Mayong Lor terdapat pepundhen sebagai cikal bakal dan orang yang berjasa daerah Mayong Lor, pepundhen tersebut bernama “Kanjeng Ibu Mas Semangkin”.


BAB IV
ANALISIS LAPANGAN


Salah satu daerah di Jepara atau lebih tepatnya desa Mayong Lor merupakan masyarakat yang masih memegang erat tradisi atau kebudayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Adapun salah satu tradisi yang telah diwariskan adalah ”Buka Luwur “. Buka Luwur merupakan upacara peringatan wafatnya Kanjeng Ibu Mas Semangkin atau disebut dengan "Khaul" yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram atau 10 Syura. Namun ada sebagian masyarakat yang menganggap bahwa upacara tradisional Buka Luwur sebenarnya bukanlah Khaul atau peringatan wafatnya Kanjeng Ibu Mas Semangkin, sebab kapan tanggal wafatnya Kanjeng Ibu Mas Semangkin belum diketahui pasti. Buka Luwur mulai diselenggarakan secara terbuka untuk umum dirintis sejak tahun 1999 M. Meskipun peringatan-peringatan hari wafatnya Kanjeng Ibu Mas Semangkin ini belum lama dipublikasikan, tetapi catatan pengurus makam menunjukkan adanya peningkatan jumlah pengunjung yang sangat mengejutkan, karena pada haul Kanjeng Ibu Mas Semangkin tahun 2001 tidak kurang dari 4.000 pengunjung yang hadir. Pada haul tahun-tahun sebelumnya hanya tercatat tidak lebih dari 1.500 pengunjung. Kenyataan ini menunjukkan betapa semakin sadarnya warga masyarakat dalam menghargai dan menghormati para leluhurnya.
Kanjeng Ibu Mas Semangkin adalah sosok seorang tokoh yang sangat berjasa, khusunya bagi warga masyarakat Desa Mayong Lor mengingat beliau adalah cikal bakal, dan pahlawan putri. Perilaku Ibu Mas Semangkin patut disuri tauladani bagi seluruh pemimpin pada seluruh lapisan yang ada diwilayah Kabupaten Jepara. Ketauladanan yang dapat dipetik adalah sifat kesederhanaan, kesehajaan, dan kedekatannya kepada kawula alit. Hal ini ditunjukknannya dalam kehidupan sehari-hari walaupun seorang isteri raja Mataram namun beliau rela mati untuk meninggalkan kemewahan duniawi menuju pengabdian kepada masyarakat kecil.
Dengan mengungkap dan menyajikan cerita dan sejarah singkat seorang tokoh teladan, kiranya akan dapat menumbuhkan rasa solidaritas yang tinggi pada diri warga masyarakat untuk dapat memahami dan menyadari arti suatu perjuangan hidup demi kemaslahatan orang banyak. Sehingga keberadaan tokoh ini akan tetap dikenang oleh masyarakat dan muncul sikap untuk turut serta mengingat berbagai peninggalan dan makamnya sebagai salah satu bentuk perwujutan dalam upaya melestarikan adaptasi dan tradisi masyarakat melalui perlindungan, pemeliharaan dan restorasi termasuk didalamnya acara “buka luwur” yang diadakan disetiap tanggal 10 Muharram.
Sebelum buka luwur dilaksanakan pada waktu malam harinya telah dilaksanakan acara pengajian akbar yang mengundang seorang kyai atau ulama’ besar untuk mengisi atau memberikan mauidhoh khasanah mengenai acara buka luwur Kanjeng Ibu Mas Semangkin. Pada pagi harinya tanggal 10 Muharram dilaksanakan proses upacara buka luwur yang di awali dengan kirab dari balai desa mayong lor menuju makam Kanjeng Ibu Mas Semangkin, kirab tersebut dipimpin oleh bapak lurah desa mayong lor yang menaiki kuda sambil membawa kain luwur yang berwujud putih beserta minyak jamas begitu juga perlengkapan nasi tumpeng beserta lauknya yang dibawa oleh para warga. Acara kirab tersebut berkeliling desa mayong lor sebelum menuju ke makam kanjeng ibu mas semangkin, setelah sampai di makam bapak lurah menyerahkan kain luwur, minyak jamas beserta bunga setaman kepada juru kunci makam untuk mengganti kain luwur. Setelah kain luwur diganti kemudian dilakukan berdoa dimakam beserta perlengkapan yang dibawa para warga pada saat kirab seperti ingkung ayam, nasi tumpeng beserta lauknya, nasi bungkusan, jajan pasar. Setelah berdoa selesai kemudian nasi bungkusan dibagikan kepada masyarakat yang telah mengikuti acara buka luwur dengan cara dilempar. Masyarakat merasa senang dengan dibagikan nasi bungkusan tersebut karena mereka percaya akan keberkahan dan rizqi dari nasi bungkusan tersebut. Setelah acara selesai ditutup dengan berdoa yang dipimpin oleh sesepuh yang pintar agama atau kyai.

Buka Luwur ini mempunyai maksud untuk memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena tanah di desa Mayong Lor serta untuk menyingkirkan atau mencegah penyakit yang ada di desa dan untuk menghormati Kanjeng Ibu Mas Semangkin sebagai pepunden desa Mayong Lor.



BAB V
KESIMPULAN

Tradisi Buka Luwur merupakan salah satu tradisi yang berada di Desa Mayong Lor Kabupaten Jepara, yang dilakukan untuk memperingati wafatnya Kanjeng Ibu Mas Semangkin yang tepatnya pada tanggal 10 Muharram atau 10 Asyuro. Kanjeng Ibu Mas Semangkin merupakan seorang wanita yang telah berjasa pada desa Mayong Lor, karena dengan sifat keberaniannya untuk melawan prajurit Aryo Penangsang. Adapun proses upacara buka luwur yang di awali dengan kirab dari balai Desa Mayong Lor menuju makam Kanjeng Ibu Mas Semangkin, kirab tersebut dipimpin oleh bapak lurah desa mayong lor yang menaiki kuda sambil membawa kain luwur yang berwujud putih beserta minyak jamas begitu juga perlengkapan nasi tumpeng beserta lauknya yang dibawa oleh para warga. Acara kirab tersebut berkeliling desa Mayong Lor sebelum menuju ke makam Kanjeng Ibu Mas Semangkin, setelah sampai di makam bapak lurah menyerahkan kain luwur, minyak jamas beserta bunga setaman kepada juru kunci makam untuk mengganti kain luwur. Setelah kain luwur diganti kemudian dilakukan berdoa dimakam beserta perlengkapan yang dibawa para warga pada saat kirab seperti ingkung ayam, nasi tumpeng beserta lauknya, nasi bungkusan, jajan pasar. Setelah berdoa selesai kemudian nasi bungkusan dibagikan kepada masyarakat yang telah mengikuti acara buka luwur dengan cara dilempar. Masyarakat merasa senang dengan dibagikan nasi bungkusan tersebut karena mereka percaya akan keberkahan dan rizqi dari nasi bungkusan tersebut. Setelah acara selesai ditutup dengan berdoa yang dipimpin oleh sesepuh yang pintar agama atau kyai.


TRANSKIP WAWANCARA

Wawancara ini dilakukan dengan salah satu tokoh masyarakat yang berada di Desa Mayong Lor, yaitu Bapak Sriyono (bendahara pengurus makam Kanjeng Ibu Mas Semangkin) pada tanggal 08 Desember 2105. Berikut Hasil wawancara tersebut adalah :
A : FITRI KURNIA DEWI
B : SRIYONO

A : Bagaimana sejarah ritual Buka Luwur ?
B : Pada zaman dulu, ada seorang wanita yang sakti bernama Kanjeng Ibu Mas Sumangkin, di zaman itu seluruh Jepara terutama desa Mayong Lor dijadikan ancaman para begal yang mengabdi kepada Aryo Penangsang. Kanjeng Ibu Mas Semangkin merasa sedih karena tempat tinggal bibinya yaitu Kanjeng Ratu Kalinyamat, mendengar berita seperti itu, Ibu Mas Semangkin ikut perang untuk memberantas para begal yang ada di Jepara. Setelah mengalahkan para begal Ibu Mas Sumangkin tidak mau kembali ke daerah Pajang. Ibu Mas Semangkin ada di daerah Mayong mengajari para warga untuk mengaji, menanam padi, ngelmu kanuragan, dan membuat gerabah dari tanah liat. Sampai meninggalnya Ibu Mas Semangkin tetap berbankti di desa Mayong Lor. Maka dari itu, untuk mengingat jasa Ibu Mas Semangkin dan dianggap jadi pepundehn desa Mayong Lor, para warga membuat tradisi yang disebut BUKA LUWUR.
A : Kapan dilaksanakan Buka Luwur di daerah Mayong Lor ?
B : Setiap tahun pada tanggal 10 Muharram.
A : Mengapa di daerah Mayong Lor harus diadakan ritual Buka Luwur ?
B : Karena sebagai penghormatan warga desa kepada almarhumah Kanjeng Ibu Mas Semangkin, maka pada setiap tanggal 10 Suro / Muharram diadakan peringatan hari wafatnya Kanjeng Ibu Mas Semangkin. Bentuk acaranya yaitu kirab dan meminta berkah kepada leluhur atau cikal bakal desa Mayong Lor.
A : Bagaimana tata cara proses ritual Buka Luwur mulai pembukaan sampai penutup ?
B : Dari Balai Desa yang menyelenggarakan ritual buka luwur yang di mulai pada waktu malam sebelum acara pengajian dilaksanakan, pada waktu paginya dilaksanakan kirab, pada waktu kirab di pimpin oleh bapak lurah desa Mayong Lor, tapi bapak lurah menaiki kuda dan membawa kain luwur yang berwujud putih dan minyak jamas. Begitu juga perlengkapan nasi tumpeng beserta lauknya dibawa oleh para warga. Acara Kirab tersebut keliling desa Mayong Lor kemudian minyak jamas beserta kain putih atau luwur diberikan kepada juru kunci. Kemudian kain luwur yang lama diganti dengan yang baru dan dikasih minyak jamas dan bunga setaman. Setelah itu berdo’a di makam tersebut dan perlengkapan seperti : ingkung pithik, jajan pasar, nasi tumpeng, nasi bungkusan, dll. Setelah selesai berdo’a nasi bungkusan dibagikan kepada masyarakat dengan cara dilempar. Ketika itu masyarakat merasa senang mendapatkan nasi bungkus karena mereka percaya akan keberkahan dan rizqi. Setelah acara selesai ditutup dengan berdo’a yang dipimpin oleh kyai atau sesepuh yang pintar agama.
A : Siapa saja yang terlibat dalam ritual Buka Luwur di daerah Mayong ?
B : Seluruh perangkat desa, mulai dari kepala desa sampai para stafnya, termasuk ketua RT, RW, serta seluruh masyarakat desa Mayong Lor.
A : Apa dampak dari ritual Buka Luwur di daerah Mayong Lor ?
B : Tidak ada dampaknya, karena kita hanya mendo’akan orang yang meninggal kemudian orang yang meninggal tersebut nanti memintakan kepada Allah agar desa Mayong Lor diberi kelancaran dalam melaksanakan ritual Buka Luwur.
A : Bagaimana hubungan ritual Buka Luwur dengan ajaran Islam?
B : Tidak meyimpang dan hubungannya sangat berkaitan, tujuannya yaitu ajaran Islam telah menganjurkan untuk mendo’akan orang yang sudah meninggal, apalagi kepada beliau yang telah berjasa besar untuk mensejahterakan masyarakat desa Mayong Lor.
A : Apa maksud ritual Buka Luwur di daerah Mayong Lor ?
B : Memanjatkan puji syukur kepada Allah, karena tanah di desa Mayong Lor menjadi subur serta untuk menyingkirkan atau mencegah penyakit yang ada di desa, dan untuk menghormati kepada Kanjeng Ibu Mas Semangkin sebagai pepundhen di desa Mayong Lor.
A : Siapa yang mengawali dilaksanakannya ritual Buka Luwur hingga sampai sekarang ?
B : Alm.Bapak Moden Bhekki ( juru kunci pertama makan Kanjeng Ibu Mas Semangkin).
A : Apa syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam ritual Buka Luwur ?
B : Kain luwur, minyak jamas, bunga, nasi tumpeng, bubur tujuh warna, jajan pasar, nasi bungkusan, ingkung pithik.
A : Apa acara pendukung dalam ritual Buka Luwur di daerah Mayong Lor ?
B : Pengajian, selametan, kesenian wayang kulit, arak-arakan, kesenian barongan.


BIODATA MAHASISWA

Nama              : Fitri Kurnia Dewi
NIM                : 133211006
Kelas              : PBA 5A
TTL                 : Jepara, 21 April 1995
Alamat            : Mayong Lor RT 05/03Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara
No. Telp.         : 085725153018
E_mail            : fitrinia001@gmail.com
Pendidikan     :
              SD    : SD N 01 Mayong
              SMP  : MTs N Kudus
              SMA : SMA Muhammadiyah Kudus
                        Sekarang masih menempuh pendidikan S1 di UIN Walisongo Semarang.


GALERY
makam kanjeng bumas semangkin
Gerbang masuk menuju ke makam Ibu Mas
CARA MENDAPATKAN PULSA GRATIS