XtGem Forum catalog

KARYA & BUDAYA

HOM DAFTAR ISI PROFIL
posted by jalelae

Sejarah Kerajaan Bali

Jangan pernah bosan untuk membaca sejarah dan mempelajarinya. Kerajaan Bali pun jangan dilupakan, karena kerajaan ini ikut berperan dalam mengubah peradaban dunia, khususnya rakyat bali Indonesia.

Berdiri dengan asal muasal yang belum 100% jelas, tetapi kebenaran akan berdirinya kerajaan ini. Prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Bali pun bisa diambil sebagai buktinya. Batu tulis tersebut adalah saksi bisu kehidupan kerajaan di masa itu.

Sejarah Singkat

Kerajaan Bali ini berdiri pada abad ke 8 dan runtuh pada abad ke -14. Konon, kerajaan Hindu di Pulau Dewata ini tidak langsung bernama Kerajaan Bali, melainkan Kerajaan Bedahulu. Namun kemudian kerajaan ini tunduk kepada kekuasaan Majapahit.

Runtuhnya Kerajaan Majapahit ini kemudian menjadi haji mumpung untuk mengembangkan Kerajaan Bedahulu. Namun tidak semudah itu. Ada kerajaan yang bernama Kerajaan Gelgel yang mengambil alih Kerajaan Majaphit.

Setelah Kerajaan Gelgel runtuh, kemudian wilayah kekuasaan Majapahit ganti dipegang oleh Kerajaan Klungkung. Tidak mudah juga untuk memimpin Kerajaan Majapahit. Banyak masalah yang terjadi di Kerajaan Klungkung hingga banyak wilayah yang melepaskan diri.

Ada 8 kerajaan kecil yang terbentuk. Kerajaan-kerajaan tersebut dinamakan wilayah swapraja. Hingga ada salah satu dari kerajaan kecil tersebut yang disebut Kerajaan Bali dengan raja Sri Kesari Warmadewa.

Kehidupan di Kerajaan Bali

1. Kehidupan Politik

kehidupan politik di Kerajaan Bali sangat kental dengan pemerintahan Udayana. Di mana di saat pemerintakan raja Bali yang satu ini, Kerajaan Bali mencapai puncak kejayaannya. Hubungan bilateral dengan kerajaan-kerajaan lain menjadi taktik berpolitik yang digencarkannya.

Perluasan wilayah pun lebih mudah di raih, bahkan sampai ke Pulau Jawa, karena permaisurinya yang juga orang Jawa. Sepeninggal Udayana, anak-anaknya pun menggantikannya menjadi raja-raja Bali.

Prestasi anak-anaknya pun juga tidak jauh bagusnya dengan sang ayah. Bali semakin maju, sehingag masa kejayaan Bali bisa bertahan lebih lama. Marakata, anak kedua yang dikenal dengan raja yang arif bijaksana, dan Anak Wungsu yang banyak mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada rakyat.

2. Kehidupan Ekonomi

masyarakat di Kerajaan Bali memiliki banyak mata pencaharian. Ada yang bertani, tukang pahat, pedagang, dan ada juga yang menjadi pengrajin. Mereka memiliki keahlian tersendiri yang dijadikan aktivitas ekonomi.

Disebutkan dalam beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Bali, bahwa mata pencaharian rakyat Bali dominannya adalah sebagai petani. Rakyat telah mengenal pengolahan lahan gaga ( ladang), kebwan sebutan untuk kebun, sawah, dan juga parlak ( sawah kering/tadah hujan).

Sistem irigasi atau yang dikenal dengan nama Kauwakan pun juga sudah biasa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air dalam kegiatan bertani. Mereka sudah melakukan kegiatan bercocok tanam seperti yang dilakukan petani masa kini.

Ini adalah sebutan bagai rakyat Kerajaan Bali yang memiliki profesi sebagai seorang seniman, utamanya adalah seni memahat. Namun “undagi” sendiri adalah kata dari Bahasa Jawa Kuno yang berarti “menukang” atau “tukang”.

Jadi kalian pun bisa mengaitkan dengan dominasi mata pnacaharian rakyat Pulau Dewata sebagai pemahat. Para tukang pintar memahat dengan seni pahat yang klasik, kuno namun bernilai jual tinggi.

Kalau Bahasa Jawa, “pande” ini berarti orang yang membuat barang-barang dari besi, milsanya yang paling identik adalah membuat keris, pedang, atau senjata lainnya. Namun untuk rakyat Bali, para pande ahli dalam membuat alat-alat dari perak dan emas.

Ada sebutan wanigrami yang berati pedagang wanita dan wanigrama yang berarti pedagang pria. Dalam prasasti peninggalan Bali Kuno bernama Prasasti Bhanwa Bharu dinyatakan bahwa para pedagang sudah melakukan aktivitas ekonominya antar pulau.

3. Kehidupan Budaya

Kehidupan budaya di kerajaan ini masih sangat dipengaruhi oleh kepercayaan agama Hindu. Di mana kasta dalam masyarakat masih sangat menempel. Adapun penjabarannya sebagai berikut :

Kesenian rakyat sudah berkembang di kerajaan ini. Jelas banget seperti apa yang kalian lihat kalau Pulau Dewata pun sampai kini keseniannya booming. Sangat menarik dan itu adalah salah satu warisan budaya di jaman Kerajaan Bali.

Ini kaitannya dengan pembagian harta benda dalam lingkungan keluarga. Ternyata rakyat Bali Kuno sudah sangat mengenal budaya ini. Sama seperti agama Islam, agama Hindu di Bali ini juga memberikan hak kepada anak laki-laki untuk mendapatkan warisan lebih banyak.

Seperti yang sudah penulis katakan sebelumnya, kalau ada caturwarna atau kasta yang berkembang di tengah rakyat Kerajaan Bali. Kasta yang paling rendah adalah Njaba atau Budak.

Sistem Pemerintahan

Secara umum, sistem pemerintahan yang diberlakukan di lingkungan pemerintahan kerajaan Bali sudah sangat bagus. Walaupun awalnya terpusat pada kekuasaan para raja saja, akhrinya dengan berjalannya waktu, ada beberapa raja yang mengangkat menteri.

Seperti misalnya pembentukan dewan penasehat di masa oemerintahakan Raja Udayana. Fungsinya adalah agar ada yang diajak berunding. Tugas raja lebih berkurang bebannya. Apalagi potensi kawula muda kerajaan yang berpendidikan sangatlah besar.

Agama

Walaupun Kerajaan Bali ini adalah termasuk kerajaan Hindu, tetapi agama yang berkembang bukan hanya Hindu saja, melainkan juga Buddha dan tanpa agama atau agama nenek moyang atau animisme.

Untuk agama Hindu, rakyat Bali banyak yang menganut. Bahkan raja pun menjadikan tuntunan dalam agama Hindu untuk menjalankan kebijakan dalam memimpin pemerintahan kerajaan. Mereka sudah mengenal mana yang buruk dan baik, sehingga keadilan bisa berjalan dengan baik.

Silsilah Raja Raja

Raja-raja yang memerintah Kerajaan Bali memiliki pengaruh sendiri-sendiri terhadap kehidupan masyarakatnya. Mulai dari raja pendiri sampai raja yang terakhir. Masa kejayaan pun pernah digenggam sehingga kerajaan ini memang perlu diperhitungkan.

Dia adalah raja pendiri Kerajaan Bali sekaligus sebagai raja pertama. Tertulsi di dalam prasasti Blanjong, salah satu peninggalan Kerajaan Bali, bahwa pada tahun 914, kerajaan ini di bawah kepemimpinan Singhadwalawa atau Sri kesari Warmadewi.

Kehidupan masyarakat Bali pun berubah saat pergantian kekuasaan di tangan Ratu Sri Ugrasena. Terbukti dalam 9 prasasti peninggalan Kerajaan Bali, bahwa ratu Bali ini telah memberikan banyak perubahan terhadap rakyat Bali.

Beberapa diantaranya adalah pembangunan tempat-tempat suci untuk ibadah rakyat Hindu Bali. Gencarnya pembangunan tersebut adalah bentuk kebijakan ratu untuk melengkapi fasilitas di kerajaan. Kebijakan yang kedua adaah tentang pembebasan pemungutan pajak untuk beberapa daerah Bali.

Dilihat dari namanya, raja Bali ini adalah keturunan raja pertama Bali. Gelarnya sebagai raja adalah Sang Ratu Aji Tabanendra warmadewa. Di masa pemerintahannya, dia memberikan izin kepada rakyat untuk membuat Air Madaru, yakni sebuah tempat pemakaman raja.

Pembebasan penarikan pajak pun juga dilakukan di masa pemerintahannya, namun untuk desa-desa tertentu saja.

Sebelum sang ayah, Tabanendra Warmadewa, lengser keprabon, Jayasingha ini sudah naik tahta menjadi raja Kerajaan Bali. Tempat pemandian suci Tirta Empul di Tampaksiring adalah hasil dari pemerintahannya. Tempat ini menggunakan sumber air yang ada di Desa Manukraya.

Silsilah raja-raja Bali pun terus berlanjut dengan digantikannya Jayasingha oleh anaknya, Jayahadu. Dia adalah raja yang bijak dan sangat peduli dengan fasilitas keagamaan di wilayah kerajaan.

Saat itu, dia memerintahkan rakyat untuk merawat dan memperbaiki pura-pura dan pertapaan yang ada. Selain itu, armada militer kerajaan pun diperkuat dengan persenjataan yang lengkap.

Raja Bali yang selanjutnya adalah seorang ratu bernama Ratu Sri Wijaya Mahadewi yang memiliki gelar Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi. Menurut silsilah keluarga, ratu Bali ini adalah putri Empu Sendok dari Jawa Timur. Masih keturunan Kerajaan Sriwijaya.

Bukti lain yang menunjukkan bahwa Ratu Sri Wijaya Mahadewi adalah keturunan orang Jawa adalah dari namanya. Di mana di Bali tidak mengenal nama Wijaya, melainkan banyak yang menggunakan marga Madihati, makudur, dan atau pangkaja.

Puncak masa kejayaan Kerajaan Bali pun berhasil diwujudkan saat pemerintahan raja yang satu ini. Dukungan penuh dari sang istri sekaligus sebagai partner kerja, Mahendradatta, menjadi kekuatan utamanya.

Permaisuri raja tersebut asli orang Jawa Timur, sehingga pengaruh budaya Jawa pun semakin kental di Bali. Beberapa diantaranya adalah penggunaan huruf Jawa Kuno dalam peninggala-peninggalan Kerajaan Bali.

Dia adalah anak dari Udayana yang kedua. Sebagai raja Kerajaan Bali, gelarnya adalah Dharmawangsawardhana Marakata Pangkajasthana Unttunggadewa. Di sisi lain, sudaranya,Airlangga, juga menjadi raja di Kerajaan yang ada di Jawa Timur.

Marakata dikenal sebagai raja yang bijaksana, karena mengayomi rakyat Kerajaan Bali secara penuh. Rakyat sangat mengaguminya sebagai raja yang rendah hati dan baik. Hingga dia juga membangunkan sebuah candi di Tapaksiring, Bali.

Dia juga anak dari Udayana. Setelah Marakata lengser, pemerintahan Kerajaan Bali digantikan oleh Anak Wungsu. Gelarnya panjang pakek banget, yakni Paduka haji Anak Wungsu Nira Kalih Bhatari Lumah i Burwan Bhatara Lumah i Banu Wka.

Sejumlah 28 prasasti peninggalan Kerajaan Bali telah dibuat saat pemerintahan raja Bali Kuno ini. Prasasti-prasasti tersebut tersebar di seluruh wilayah kekuasaan Kerajaan Bali. Sayangnya dia adalah raja yang tidak memiliki anak sebagai putra mahkota.

Undang-undang sudah ada di jaman pemerintahan Jaya Sakti ini. Undang-undang tersebut digunakan untuk mengatur pemerintahan di lingkup Kerajaan Bali. Nama undang-undang tersebut adalah Kitab Utara Widdhi Belawan dan Rajawacana.

Sudah ada senapati dan pendeta Hindu dan Buddha yang membantunya dalam menjalankan strategi pemerintahan. Sudah seperti sistem pemerintahan sebuah negara ya. Jadi, hasilnya pun lebih merata.

Gelarnya saat itu adalah Sri Astasura ratna Bhumi Banten Bedahulu. Ada dua patih yang membantunya dalam bekerja yakni Patih Pasunggrigis dan Patih Kebo Iwa. Sistem pemerintahan ini adalah warisan dari raja sebelumnya.

Namun sayang, masa pemerintahannya harus hancur karena Kerajaan Bali berhasil dikuasai oleh Kerajaan Majapahit lewat patihnya, Gajah Mada. Tidak ada lagi Kerajaan Bali lagi.

Masa kejayaan

Di masa kejayaan Kerajaan Bali, telah tercipta sebuah kehidupan kerajaan yang aman, damai, dan makmur. Rakyat diutamakan kepentingannya, rakyat diperhatikan kehidupannya, dan bahkan rakyat pun menjadi point of interest dalam pemerintahan.

Terlebih pada masa pemerintahan Udayana, tepat saat Bali Kuno mencapai puncak kejayaan, sistem pemerintahannya telah menghantarkan perekonomian yang lebih baik untuk masyarakat Bali Kuno.

Bahkan sudah ada para dewan penasehat yang setara dengan menteri, sehingga kebijakan raja sampai ke rakyat. Aspirasi rakyat pun lebih mudah tersalurkan demi kemajuan kerajaan. Ditambah lagi, perluasan wilayah sampai Pulau Jawa dilakukan dengan menjodohkan putranya, Makutawangsawardhan dengan seorang putri dari sebuah kerajaan di Jawa.

Penyebab runtuhnya

Roda pun berputar. Saat sudah merasakan makmurnya di puncak kejayaan, pasca Raja Udayana meninggal, kerajaan Bali mulai mendapatkan banyak serangan. Salah satunya yang sangat fatal dan tidak bisa diantisipasi adalah penyerangan dari Majapahit yang dipimpin oleh Maha Patih Gajah Mada.

Di mana strategi politik sang patih Majapahit tersebut sangat keren. Bersih tanpa membuat kecurigaan pemerintah Bali kuno. Kerajaan Bali berhasil dimasuki dan semuanya dikendalkan oleh Gajah Mada. Hasilnya, runtuh sudah Kerajaan Bali yang melegenda di Pulau Dewata.

Peninggalan / Prasasti

Walaupun di masa pemerintahan Raja Anak Wungu dinyatakan bahwa ada 28 prasasti yang dibuat, tetapi jumlah prasasti peninggalan Kerajaan Bali ini tidak lengkap segitu jumlahnya. Hanya beberapa saja yang diketahui informasinya.

Selain peninggalan sejarah berupaprasasti, ada lagi bentuk peninggalan kerajaan Bali yang lainnya, yakni berupa candi dan pura. Identik banget yang peninggalannya sebagai kerajaan Hindu.

Isi dari prasasti ini adalah tentang badan Penasihat Pusat yang dibentuk oleh raja Udayana dalam membantu proses pemerintahannya. para anggota badan pnasihat ini adalah para pendeta Buddha dan Hindu.

Kalian tahu nggak kalau prasasti ini adalah prasasti yang paling tua di Pulau Bali. Isinya menyatakan nama lain dari Pulau Bali, yakni Walidwipa. Menurut sejarah, prasasti ini dibuat di masa Raja Sri Kesari Warmadewa.

Letak penemuan prasasti ini adalah di Desa Sanur Kauh, Denpasar. Bentuknya unik, nggak seperti prasasti pada umumnya, karena bentuknya pilar batu. Diameternya 62 cm da tingginya 177 cm.

Penggunaan hurufnya mix antara huruf Pra-nagari, Huruf Kawi, dan huruf Bali Kuno. Sedangkan bahasa yang digunakan adalah bahasa Sansekerta. Kemenangan dan keberhasilan Warmadewa dalam memimpin kerajaan Bali dijelaskan gamblang dalam prasasti ini.

Sebenarnya peninggalan Kerajaan Bali yang satu ini adalah ditemukan didalam Pura puncak Panulisan. Jadi, nggak usah bingung ya tentang nama Pura Puncak Panulsan dan prasasti Gunung Panulisan, soalnya keduanya itu sama. Cuma beda jenis.

Prasasti ini menjadi salah satu dari jajaran prasasti yang ada di dalam purayang dijadikan sebagai batu sembahyang. Pura ini dikenal sebagai tempat pemujaan roh leluhur.

Candi peninggalan sejarah Kerajaan Bali yang satu ini sangatlah unik dan bagus. Di mana arsitekturnya Bali banget. Untuk melihatnya, kalian wajib datang ke Tampaksiring, Gianyar bali.

Ada 315 anak tangga yang bisa kalian lewati di candi ini, so kalian bisa selfie di puncak candi. Nggak perlu takut runtuh soalnya candi ini kuat banget. Bahannya asli bebatuan alam.

Perlu kalain ketahui kalau candi ini adalah kompleks candi yang ada pemandiannya. So, viewnya bisa kalian pilih mana yang keren. Nggak harus monoton foto di deket candi aja. Ada 11 candi yang mendiami kompleks ini dan siap membuat kalian terpana.

Letak penemuan candi ini adalah di Sukawati, daerah Gianyar. Di dalam candi ini ada arca yang umurnya sudah sangat tua. Bentuk candinya memang amsih utuh, tapi beberapa barang didalamnya sudah tidak lengkap lagi. Hanya tinggal puing-puing, untuk sebagian besar.

Ukuran dimensi candi ini adalah 11, 10 meter untuk panjangnya dan 9,40 meter untk lebarnya. Untuk ketinggian diperkirakan 14,1 meter. Kalau dilihat dari puing-puing dan dasar pondasi bangunan, candi ini bukan area candi tunggal, tetapi area situs dengan beberapa candi.

Yuk ke Tampaksiring, Gianyar lihat Candi megah, Mangening. Nyesel deh nggak negok-negok ke sana. Bangunannya megah nengkreng di atas bukit. Dulu di tahun 1927, penemuannya dilakukan dan kemudian diabadikan dalam catatan asing, Bernet Kempers.

Berada di tepi Sungai pakerisan, candi ini terlihat sejuk. Air pun terus mengalir dari sungai, sehingga wilayahnya nggak pernah kekeringan atau tandus. Pemerintah Provinsi Bali pun sudah menetapkan situs ini sebagai Lanskap Kultur Bali.

Nggak nyangka banget ya ternyata Pura hits Bali ini adalah tempat ibadah peninggalan Kerajaan Bali. Yuk bilang wow…wow…wow… keren. Nenek moyang memang hebat banget.

UNESCO pun sudah mencatat pura ini sebagai satu dari situs Warisan Dunia saking megahnya dan indahnya pura ini. Bagi kalain yang belum ke sana langsung, sebenarnya jumlahnya bukan hanya satu pura saja, melainkan ada banyak pura. So, bisa dikatakan sebagai situs pura ya.

Di dalam pura yang ditemukan di Karangasem Bali ini ada 3 arca dewa Hindu yang masuk dalam geng Trimurti, yakni Siwa, Wisnu, dan Brahma.

Lokasi & Peta

Namanya aja kerajaan Bali ya, jadi jelas banget letak kerajaan ini adalah di Pulau Bali atau Pulau Dewata. Yupz, bener banget. Kalian bisa langsung lihat di peta ya Pulau Balinya. Kecil memang pulaunya, tapi pesona alamnya sangat indah dan ternyata pernah ada kerajaan Kuno besar di sana.

Namun perlu kalian ketahui kalau Pulau Bali yang kalian kenal saat ini itu dulunya dikenal dengan nama Pulau Jawa lho. Jadi, Pulau jawanya ada 2, Pulau Jawa yang kalian ketahui sekarang dan Pulau Kecil di dekatnya ( yang sekarang bernama Pulau Bali).

Itulah mengapa kerajaan Bali ini erat banget kaitannya dengan Pulau Jawa. Penyebab lainnya yang mempengaruhi letak kerajaan ini adalah karena kerajaan ini adalah bekas wilayah Majapahit, kerajaan terkenal di Pulau Jawa.

Cerita tentang kerajaan Bali setidaknya menambah pengetahuan penulis dan kalian semua agar lebih giat dalam belajar sejarah. Kalian wajib mencontoh para raja Bali Kuno ini dalam memimpin. Mereka sudah mau berkorban demi rakyat demi kemakmuran rakyat.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Aceh

Raja Udayana, adalah raja Bali Kuno yang bisa kalian teladani. Di mana beliau memberikan fasilitas kepada rakyat agar berkembang. Kebutuhan ekonomi rakyat pun tercukupi di masa kejayaannya.

Peninggalan-peninggalan sejarahnya pun sangat banyak. Kebanyakanya memang berupa prasasti, namun jangan ditanyakan betapa berharganya. Jumlahnya yang banyak menceritakan setiap jengkl kehidupan kerajaan Bali.

Reader Interactions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CARA MENDAPATKAN PULSA GRATIS